Karakteristik
Setiap jenis penelitian tentu memiliki ciri yang berbeda dengan
tipologi penelitian lain. Penelitian positivis lebih menekankan kepada
pengujian teori sehingga tentu sebelumnya melakukan kajian teori kemudian diuji
apakah teori yang disajikan itu benar atau tidak. Sementara penelitian
kualitatif atau interpretif menekankan kepada pembangunan dan pamaparan
berbagai pengetahuan atau bahkan membangun teori dengan berbagai tingkat
pemberlakuakn teori, misal: teori substantif, teori formal, atau grounded teori.
Secara singkat penelitian tindakan menunjuk kepada critical teori.
Penelitian ini berupa justru mengkritisi berbagai teori yang disajikan. Teori
dapat digunakan sebagai acuan sekaligus dikritik apakah layak diterapkan di
suatu tempat itu atau tidak. Teori tidak harus menjadi acuan, tetapi teori
dimodifikasi selaras dengan tempa, waktu, bahkan siapa yang akan melaksanakan.
Penelitian tindakan adalah penelitian kontekstual, artinya praktis
yang sesuai dengan problem yang muncul dilapangan. Penelitian bukan menerapkan
teori tetapi menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan teori sebagai
sandaran sekaligus teori dimodifikasi secara kontekstual.
Cohen dan Manion, 1980. Menyatakan secara panjang lebar katakteristik penelitian tindakan kelas, sebagai berikut :
1. Situasional, Praktis, dan Relevan
Penelitian didasarkan pada situasi praktis yang secara langsung
gayut atau relevan dengan situasi nyata dalam dunia kerja. Hal ini berkenaan
dengan diagnosis suatu masalah dalam konteks itu. Subjeknya murid di kelas, staf
sekolah, dan yang lain dan penelitinya terlibat dengan mereka.
Kelas yang memiliki masalah berupaya memecahkan masalah yang
timbul, sementara kelas yang telah stabil mungkin melakukan peningkatan situasi
agar menuju situasi yang diidealkan tentu dengan penerapan berbagai perbaikan
yang sesuai dengan kondisi kelas secara nyata.
2. Memberikan Kerangka Teratur pada Pemecahan
Masalah
Penelitian tindakan kelas juga bersifat empiris dan mengandalkan
observasi nyata serta data perilaku yang tidak termasuk kajian panitia yang
subjektif atau pendapat orang berdasar pengalaman masa lalu.
Meskipun penelitian praktis, bukan berarti meninggalkan ciri-ciri
penyelidikan ilmiah. Pelaksanaan penelitian tetap mengikuti kaidah penelitian,
yaitu sistematis, teratur, objektif dan imparsial. Pengumpulan data dilakukan
secara partisipatif dengan menggunakan instrumen yang telah disusun secara
terukur hingga menghindarkan berbagai tindakan subjektif.
3. Fleksibel dan Adaptif
Fleksibel dan adaptif memungkinkan adanya perubahan selama masa
percobaan dan mengabaikan pengontrolan karena lebih menekankan sifat tanggap
dan pengujicobaan serta pembaharuan di tempat kejadian.
Memang dalam penelitian terdapat satu ide pokok (dalam satu satuan
penelitian). Ide pokok ini tidak berubah, namun berbagai aspek atau langkah
mungkin mengalami perubahan sesuai dengan karakteristik subjek di lapangan,
situasi, dan pelaksana penelitian. Perubahan dilakukan guna memperoleh
prosedur, langkah, atau pola yangpaling sesuai dengan setting meskipun tidak mengubah
ide utama (Initial idea).
Ini menunjukkan bahwa penelitian tindakan adalah penelitian
critical teori artinya secara praktis teori dapat disesuaikan dengan situasi
lapangan.
4. Partisipatori
Partisipasi peneliti atau anggota lain secara langsung atau tidak
langsung dalam pelaksanaan penelitian.
Guru dan siswa secara faktual adalah partisipan utama meskipun
guru dapat berkolaborasi dengan pihak lain, misal guru lain, kepala sekolah,
atau kolaborator lain. Hal ini mengingat guru lain juga sedang mengajar, kepala
sekolah memiliki tugas yang juga berat, maka partisipan yang saling bertanggung
jawab di kelas adalah guru dan siswa. Kedua pihak inilah yang memiliki peran
dominan, sementara pihak lain hanya membantu.
5. Self Evaluatif
Modifikasi dilakukan secara terus-menerus dievaluasi dalam situasi
yang ada dengan tujuan akhirnya untuk meningkatkan praktek cara tertentu.
Penelitian bertujuan memperbaiki praktik di lapangan. Untuk itu
partisipanlah yang secara langsung menilai diri sendiri. Guru dan murid adalah
tim (keculai penelitian dalam konteks proyek atau mahasiswa dan atau dosen yang
meneliti di sekolah). Bila guru yang berisnisiatif meneliti, maka guru muridlah
pihak yang menilai praktiknya sendiri.
6. Upaya Sistematis Kesahihan Lemah
Meskipun berusaha secara sistematis, penelitian tindakan secara
ilmiah kurang ketat karena kesahihan dalam dan luarnya lemah. Tujuannya
bersifat situasional dengan sampel yang terbatas dan tidak representatif.
Penelitian tidak dapat memberikan kontrol pada ubahan-ubahan batas. Jadi temuan-temuannya walaupun berguna
dalam dimensi praktis, tetapi tidak secara langsung memiliki andil dalam upaya
pengembangan ilmu.
Ini harus disadari oleh partisipan. Penelitian partisipan
partisipatori ini memiliki subjektivitas tinggi, karena menyusun instrumen
sendiri, mengamati sendiri, menilai sendiri, memutusakan sendiri. Maka hanya
kredibilitas guru profesional saja yang dapat melaksanakan penelitian tanpa
kehadiran kolaborator.
Keenam karakteristik Cohen sebenarnya telah cukup komprehensif, namun
perlu ditambah karakteristik lain, kejujuran dan keterbukaan adalah
karakteristik penelitian tindakan, karena pada dasarnya pada praktik penelitian
sehari-hari dengan masing-masing guru, kepala sekolah, pengawas sekolah
memiliki pekerjaan, maka sulit guru melibatkan pihak lain. Untuk itu kejujuran
guru tentang koreksi reflektif dan observasi
pengumpulan data hendaknya jujur dan bersifat terbuka meski masukan datang dari
siswanya.
7. Honesty dan Fairly
Penelitian tindakaan yang dilakukan di kelas oleh guru sangat
ditentukan oleh kejujuran terhadap dirinya. Dalam praktek nyata, guru sangatlah
sulit meminta bantuan kepala sekolah, penilik, atau teman guru untuk menjadi
pengamat kerena mereka memiliki pekerjaan yang tidak mungkin ditinggalkan.
Murid adalah pihak partisipan yang paling memungkinkan, karena guru dan
muridlah yang paling berkepentingan dalam peningkatan praktek ini. Untuk itu
fairly guru menerima kritikan oleh siswa dan diri sendiri adalah kunci baik
menemukan masalah, memilih alternatif pemecahan, dan pelaksanaan penelitian.
Demikian pula ketika mengumpulkan data, kejujuran keduanya adalah faktor kunci.
Keterbukaan dan kejujuran harus tertanam pada diri guru selaku peneliti!
Tujuan Penelitian
Secara lugas tujuan penelitian tindakan kelas adalah: peningkatan
dan atau perbaikan praktek pembelajaran yang seharusnya dilakukan oleh guru.
Saat ini perkembangan masyarakat sangat cepat, akibatnya tuntutan mereka juga
meningkat. McNiff (1992) menegaskan bahwa dasar utama pelaksanaan penelitian
tindakan kelas adalah untuk perbaikan. Perbaikan terkait dan dan memliki
konteks dengan proses pembelajaran. Tujuan pengiring yang akan dicapai dalam
penelitian ini antara lain: terjadinya proses latihan dalam jabatan selama proses pelatihan
berlangsung. Guru akan banyak berlatih mengaplikasikan berbagai alternatif
peningkatan layanan pembelajaran. Dengan kata lain guru memperoleh pengalaman
tentang praktek pembelajaran secara reflektif, dan bukan bertujuan mendapatkan
ilmu dari penelitian. Boro (1985) menyatakan tujuan utama penelitian ini adalah
pengembangan keterampilan guru berdasarkan pada persoalan-persoalan
pembelajaran yang dihadapi guru pada kelasnya sendiri, dan bukannya bertujuan
untuk pencapaian pengetahuan umum dalam bidang pendidikan.
Grundy dan Kemmis (1982) dalam bukunya Educational
Action Research in Australiamenyatakan tujuan penelitian tindakan kelas, yaitu: (1)
peningkatan praktek, (2) peningkatan atau pengembangan profesional pemahaman
praktek oleh praktisi, dan (3) peningkatan situasi tempat pelaksanaan praktek.
Berdasarkan uraian tersebut jelas bahwa tujuan utama penelitian
ini adalah untuk mengubah perilaku penelitiannya, perilaku orang lain, dan atau
untuk mengubah kerangka kerja, organisasi, atau struktur lain yang pada
gilirannya menghasilkan perubahan pada perilaku orang lain. Jadi penelitian
tindakan kelas ini lazimnya dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan atau
pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung pada
ruang kelas atau ajang dunia kerja.
Penelitian tindakan merupakan bentuk penelitian sosial yang
melibatkan praktek yang diteliti dalam proses penelitian dengan tahap-tahap:
(1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan pelaksanaan,
dan (4) pelaksanaan refleksi tindakan. Dalam pelaksanaan penelitian tindakan
(pada waktu berkembang) diharapkan semua orang terkena dampak oleh praktek itu
dan terlibat dalam proses penelitian.
Fungsi penelitian tindakan sebagai alat untuk meningkatkan kualitas
pelaksaan kerja. Di sekolah dan ruangan kelas, misalnya: penelitian tindakan
dapat memliki lima kategori fungsi sebagai berikut (Cohen dan Manion, 1980) :
1. Alat untuk memecahkan
masalah yang didiagnosis dalam situasi tertentu
2. Alat pelatihan dalam
jabatan, dengan demikian membekali guru dengan keterampilan dan metode baru,
mempertajam kemempuan analisisnya, dan mempertinggi kesadaran dirinya.
3. Alat untuk mengenalkan
pendekatan tambahan atau inovator pada pengajaran dan pembelajaran ke dalam
sistem yang biasanya menghambat inovasi dan pembaharuan.
4. Alat untuk meningkatkan
komunikasi yang biasanya kurang lancar antar guru lapangan dan peneliti
akademis, dan memperbaiki kegagalan penelitian tradisional dalam memberikan
preskripsi yang jelas.
Alat untuk menyediakan alternatif yang lebih baik daripada
pendekatan yang subjektif dan impresionistik pada pemecahan masalah di dalam
kelas meskipun kurang memenuhi keketatan ilmiah.
Posting Komentar
Ayo kita ciptakan link blog yang banyak dengan berkomentar gan. !!!