BREAKING NEWS
http://www.tokoreang.com/

KESEHATAN

SOFWARE

GADGET

Minggu, 02 September 2012

Karakteristik dan Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Karakteristik
Setiap jenis penelitian tentu memiliki ciri yang berbeda dengan tipologi penelitian lain. Penelitian positivis lebih menekankan kepada pengujian teori sehingga tentu sebelumnya melakukan kajian teori kemudian diuji apakah teori yang disajikan itu benar atau tidak. Sementara penelitian kualitatif atau interpretif menekankan kepada pembangunan dan pamaparan berbagai pengetahuan atau bahkan membangun teori dengan berbagai tingkat pemberlakuakn teori, misal: teori substantif, teori formal, atau grounded teori.
Secara singkat penelitian tindakan menunjuk kepada critical teori. Penelitian ini berupa justru mengkritisi berbagai teori yang disajikan. Teori dapat digunakan sebagai acuan sekaligus dikritik apakah layak diterapkan di suatu tempat itu atau tidak. Teori tidak harus menjadi acuan, tetapi teori dimodifikasi selaras dengan tempa, waktu, bahkan siapa yang akan melaksanakan.
Penelitian tindakan adalah penelitian kontekstual, artinya praktis yang sesuai dengan problem yang muncul dilapangan. Penelitian bukan menerapkan teori tetapi menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan teori sebagai sandaran sekaligus teori dimodifikasi secara kontekstual.
Cohen dan Manion, 1980. Menyatakan secara panjang lebar katakteristik penelitian tindakan kelas, sebagai berikut :

1. Situasional, Praktis, dan Relevan
Penelitian didasarkan pada situasi praktis yang secara langsung gayut atau relevan dengan situasi nyata dalam dunia kerja. Hal ini berkenaan dengan diagnosis suatu masalah dalam konteks itu. Subjeknya murid di kelas, staf sekolah, dan yang lain dan penelitinya terlibat dengan mereka.
Kelas yang memiliki masalah berupaya memecahkan masalah yang timbul, sementara kelas yang telah stabil mungkin melakukan peningkatan situasi agar menuju situasi yang diidealkan tentu dengan penerapan berbagai perbaikan yang sesuai dengan kondisi kelas secara nyata.

2. Memberikan Kerangka Teratur pada Pemecahan Masalah
Penelitian tindakan kelas juga bersifat empiris dan mengandalkan observasi nyata serta data perilaku yang tidak termasuk kajian panitia yang subjektif atau pendapat orang berdasar pengalaman masa lalu.
Meskipun penelitian praktis, bukan berarti meninggalkan ciri-ciri penyelidikan ilmiah. Pelaksanaan penelitian tetap mengikuti kaidah penelitian, yaitu sistematis, teratur, objektif dan imparsial. Pengumpulan data dilakukan secara partisipatif dengan menggunakan instrumen yang telah disusun secara terukur hingga menghindarkan berbagai tindakan subjektif.

3. Fleksibel dan Adaptif
Fleksibel dan adaptif memungkinkan adanya perubahan selama masa percobaan dan mengabaikan pengontrolan karena lebih menekankan sifat tanggap dan pengujicobaan serta pembaharuan di tempat kejadian.
Memang dalam penelitian terdapat satu ide pokok (dalam satu satuan penelitian). Ide pokok ini tidak berubah, namun berbagai aspek atau langkah mungkin mengalami perubahan sesuai dengan karakteristik subjek di lapangan, situasi, dan pelaksana penelitian. Perubahan dilakukan guna memperoleh prosedur, langkah, atau pola yangpaling sesuai dengan setting meskipun tidak mengubah ide utama (Initial idea).
Ini menunjukkan bahwa penelitian tindakan adalah penelitian critical teori artinya secara praktis teori dapat disesuaikan dengan situasi lapangan.

4. Partisipatori
Partisipasi peneliti atau anggota lain secara langsung atau tidak langsung dalam pelaksanaan penelitian.
Guru dan siswa secara faktual adalah partisipan utama meskipun guru dapat berkolaborasi dengan pihak lain, misal guru lain, kepala sekolah, atau kolaborator lain. Hal ini mengingat guru lain juga sedang mengajar, kepala sekolah memiliki tugas yang juga berat, maka partisipan yang saling bertanggung jawab di kelas adalah guru dan siswa. Kedua pihak inilah yang memiliki peran dominan, sementara pihak lain hanya membantu.

5. Self Evaluatif
Modifikasi dilakukan secara terus-menerus dievaluasi dalam situasi yang ada dengan tujuan akhirnya untuk meningkatkan praktek cara tertentu.
Penelitian bertujuan memperbaiki praktik di lapangan. Untuk itu partisipanlah yang secara langsung menilai diri sendiri. Guru dan murid adalah tim (keculai penelitian dalam konteks proyek atau mahasiswa dan atau dosen yang meneliti di sekolah). Bila guru yang berisnisiatif meneliti, maka guru muridlah pihak yang menilai praktiknya sendiri.

6. Upaya Sistematis Kesahihan Lemah
Meskipun berusaha secara sistematis, penelitian tindakan secara ilmiah kurang ketat karena kesahihan dalam dan luarnya lemah. Tujuannya bersifat situasional dengan sampel yang terbatas dan tidak representatif. Penelitian tidak dapat memberikan kontrol pada ubahan-ubahan batas. Jadi temuan-temuannya walaupun berguna dalam dimensi praktis, tetapi tidak secara langsung memiliki andil dalam upaya pengembangan ilmu.
Ini harus disadari oleh partisipan. Penelitian partisipan partisipatori ini memiliki subjektivitas tinggi, karena menyusun instrumen sendiri, mengamati sendiri, menilai sendiri, memutusakan sendiri. Maka hanya kredibilitas guru profesional saja yang dapat melaksanakan penelitian tanpa kehadiran kolaborator.
Keenam karakteristik Cohen sebenarnya telah cukup komprehensif, namun perlu ditambah karakteristik lain, kejujuran dan keterbukaan adalah karakteristik penelitian tindakan, karena pada dasarnya pada praktik penelitian sehari-hari dengan masing-masing guru, kepala sekolah, pengawas sekolah memiliki pekerjaan, maka sulit guru melibatkan pihak lain. Untuk itu kejujuran guru tentang koreksi reflektif dan observasi pengumpulan data hendaknya jujur dan bersifat terbuka meski masukan datang dari siswanya.

7. Honesty dan Fairly
Penelitian tindakaan yang dilakukan di kelas oleh guru sangat ditentukan oleh kejujuran terhadap dirinya. Dalam praktek nyata, guru sangatlah sulit meminta bantuan kepala sekolah, penilik, atau teman guru untuk menjadi pengamat kerena mereka memiliki pekerjaan yang tidak mungkin ditinggalkan. Murid adalah pihak partisipan yang paling memungkinkan, karena guru dan muridlah yang paling berkepentingan dalam peningkatan praktek ini. Untuk itu fairly guru menerima kritikan oleh siswa dan diri sendiri adalah kunci baik menemukan masalah, memilih alternatif pemecahan, dan pelaksanaan penelitian. Demikian pula ketika mengumpulkan data, kejujuran keduanya adalah faktor kunci. Keterbukaan dan kejujuran harus tertanam pada diri guru selaku peneliti!

Tujuan Penelitian
Secara lugas tujuan penelitian tindakan kelas adalah: peningkatan dan atau perbaikan praktek pembelajaran yang seharusnya dilakukan oleh guru. Saat ini perkembangan masyarakat sangat cepat, akibatnya tuntutan mereka juga meningkat. McNiff (1992) menegaskan bahwa dasar utama pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan. Perbaikan terkait dan dan memliki konteks dengan proses pembelajaran. Tujuan pengiring yang akan dicapai dalam penelitian ini antara lain: terjadinya proses latihan dalam jabatan selama proses pelatihan berlangsung. Guru akan banyak berlatih mengaplikasikan berbagai alternatif peningkatan layanan pembelajaran. Dengan kata lain guru memperoleh pengalaman tentang praktek pembelajaran secara reflektif, dan bukan bertujuan mendapatkan ilmu dari penelitian. Boro (1985) menyatakan tujuan utama penelitian ini adalah pengembangan keterampilan guru berdasarkan pada persoalan-persoalan pembelajaran yang dihadapi guru pada kelasnya sendiri, dan bukannya bertujuan untuk pencapaian pengetahuan umum dalam bidang pendidikan.
Grundy dan Kemmis (1982) dalam bukunya Educational Action Research in Australiamenyatakan tujuan penelitian tindakan kelas, yaitu: (1) peningkatan praktek, (2) peningkatan atau pengembangan profesional pemahaman praktek oleh praktisi, dan (3) peningkatan situasi tempat pelaksanaan praktek.
Berdasarkan uraian tersebut jelas bahwa tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengubah perilaku penelitiannya, perilaku orang lain, dan atau untuk mengubah kerangka kerja, organisasi, atau struktur lain yang pada gilirannya menghasilkan perubahan pada perilaku orang lain. Jadi penelitian tindakan kelas ini lazimnya dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan atau pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung pada ruang kelas atau ajang dunia kerja.
Penelitian tindakan merupakan bentuk penelitian sosial yang melibatkan praktek yang diteliti dalam proses penelitian dengan tahap-tahap: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan pelaksanaan, dan (4) pelaksanaan refleksi tindakan. Dalam pelaksanaan penelitian tindakan (pada waktu berkembang) diharapkan semua orang terkena dampak oleh praktek itu dan terlibat dalam proses penelitian.
Fungsi penelitian tindakan sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pelaksaan kerja. Di sekolah dan ruangan kelas, misalnya: penelitian tindakan dapat memliki lima kategori fungsi sebagai berikut (Cohen dan Manion, 1980) :
1. Alat untuk memecahkan masalah yang didiagnosis dalam situasi tertentu
2. Alat pelatihan dalam jabatan, dengan demikian membekali guru dengan keterampilan dan metode baru, mempertajam kemempuan analisisnya, dan mempertinggi kesadaran dirinya.
3. Alat untuk mengenalkan pendekatan tambahan atau inovator pada pengajaran dan pembelajaran ke dalam sistem yang biasanya menghambat inovasi dan pembaharuan.
4. Alat untuk meningkatkan komunikasi yang biasanya kurang lancar antar guru lapangan dan peneliti akademis, dan memperbaiki kegagalan penelitian tradisional dalam memberikan preskripsi yang jelas.
Alat untuk menyediakan alternatif yang lebih baik daripada pendekatan yang subjektif dan impresionistik pada pemecahan masalah di dalam kelas meskipun kurang memenuhi keketatan ilmiah.

oleh.Kang Asung

Posting Komentar

Ayo kita ciptakan link blog yang banyak dengan berkomentar gan. !!!

 
Copyright © 2011-2016 Cumacup - Blogger Indramayu
Thanks To Themeforest Powered by Blogger

Powered by Kang Asung